Monday, December 22, 2014

Buku dan Kamu

      Yearning, kb/ks. hasrat, kerinduan.
Di pusat hasrat ini adalah keyakinan bahwa segalanya
bisa sempurna. – David Levithan

Baru saja aku selesai membaca sebuah buku, saat akhirnya merasa ditelanjangi dengan cerita yang merujuk kisahmu. Mereka juga membuatku terkikik beberapa kali karena aku melihatnya sebagai kelakar, tentang kita. Terlebih tentang kau.

Buku ini, mengingatkanku betapa aku pernah melarangmu bernyanyi di sebuah cafe karena kau melafalkan huruf F dengan buruk. Juga beberapa kali mengingatkanku saat aku memaksa untuk mewarnai jari-jari lentikmu dengan kuteks merah muda dan hijau norak di sebuah warung nasi goreng ketika kita kelaparan.

                Caveat, kb. surat keberatan.
“Akulah yang akan meninggalkanmu”––bisikmu padaku sebagai peringatan. Kencan kelima? Kencan keenam?
Dalam hati aku yakin kau salah. Aku yakin akulah yang akan mematikan hubungan ini. Tapi aku menyimpan keyakinan itu dalam hati.  – David Levithan

Dan entah hal ini kau sadari atau tidak, yang terlucu adalah fakta di mana aku sama sekali tidak bisa melupakan sekecil apapun yang berkaitan denganmu.

Karena, hey, kau seperti satu-satunya jamuan yang tidak pernah bosan untuk kusantap. Bayangkan dirimu adalah sepiring tumis kangkung lezat yang menunggu untuk disandingkan dengan nasi­­––dan kali ini biarkan aku jadi nasinya.

Atau lupakan saja, lalu bayangkan aku berjingkat-jingkat dari ruang televisi ke dapur untuk memelukmu dari belakang secara tiba-tiba saat kau sedang khusyuk memasak. Saat kau sedang menyatukan jiwamu dengan panas kompor dan penggorengan juga bumbu dapur lainnya, untuk menyajikan hidangan yang pada akhirnya kusebut “enak seperti sosis”.

                Barfly, kb. orang yang menyukai minuman alkohol.
Kau sanggup bicara dengan siapa saja, dan itu kemampuan yang tidak kumiliki. – David Levithan

Kemudian suatu malam, kau pernah kembali dari sebuah pub dan menceritakan perjalanan heroikmu untuk mengantar pulang temanmu yang mabuk. Padahal kau sendiri juga kehilangan kesadaran dan beberapa kali memaki kecil karena katamu, antingmu hilang. Sebenarnya antingmu kutaruh di atas meja sesaat setelah kau melepasnya.

Lalu kau menjadi ringkih, menangis dan mencaci karena aku sudah menyakitimu, dan karena kau rindu ibumu. Aku minta maaf, karena aku hanya bisa mencoba menenangkanmu dengan cara yang biasa saja. Tanpa tahu bahwa aku harusnya memelukmu waktu itu, atau mengusap air matamu sebelum kau mengusapnya sendiri secara paksa––karena dalam ketidaksadaranmu, kau tetap saja ingin terlihat kuat.

Bahwa kau bisa saja menangis, tapi air matamu hanya boleh diusap dengan tanganmu sendiri.

                Gravity, kb. sikap yang serius.
Kubayangkan kau menyelamatkan hidupku. Kemudian aku bertanya-tanya apakah aku hanya mengkhayalkannya. – David Levithan

Maafkan aku karena menyelamatkanmu berkali-kali untuk pada akhirnya, menaruhmu di posisi yang berbahaya––lagi.