Tuesday, May 16, 2017

Tanpa Sengaja

“Aku tidak bisa mencintaimu seperti dulu,” ujarmu lantang. Karena bagimu, aku hanya seorang yang pernah kau temukan dalam ketidak-sengajaan. Orang yang tidak pernah kau harapkan, yang pada akhirnya selalu bergumul dengan selimutmu setiap akhir pekan.

Apa yang kau harapkan saat kau kadang kala meninggikanku, lalu menghempas kuat-kuat perasaanku ketika kau bilang kau tidak lagi bisa cinta? Apa yang kau harapkan saat kau kadang kala berkata bahwa kau menginginkanku? Lalu hatiku yang pelacur ini dengan mudahnya berlari menerobos keluar dari dadaku, menujumu. Meninggalkan lubang yang sedianya sudah ada.

Kau, orang yang kucintai tanpa usaha. Orang yang pula tanpa usaha menyusup ke dalam setiap celah yang kubiarkan menganga, kemudian tanpa sengaja membuatku jatuh hati padamu saja.

“Aku merindukan kau yang dulu,” ujarku lantang. Karena bagiku, kau adalah seorang yang pernah kutemukan dalam ketidak-sengajaan. Orang yang tidak pernah aku harapkan, yang pada akhirnya selalu tertawa saat aku bergumul dengan selimutmu setiap akhir pekan.

Apa yang aku harapkan saat aku kadang kala mengagungkanmu, lalu terhempas kuat-kuat ketika kau bilang kau mencintai orang lain yang menyerupai aku? Apa yang aku harapkan saat aku kadang kala berkata bahwa aku mencintaimu? Lalu hatimu yang keras itu dengan sulitnya membukakan pintu, padahal sudah berulang kali kuketuk lembut.

Aku, orang yang pernah kau cintai tanpa usaha. Orang yang pula berusaha menyusup ke dalam setiap celah yang kau biarkan menganga, kemudian tanpa sengaja jatuh hati padamu saja.

Jakarta [Warung Kopi, May 16th 2017]

No comments:

Post a Comment