Pagi, cinta.
Jakarta.
Beberapa hari ini kembali hujan. Air yang hampir mengering, mulai menggenang
lagi dimana-mana. Sama, menyusahkan para pengendara yang berbalap dengan waktu
di jalan raya. Kadang lucu, ibukota kita diterjang beribu liter air dari antah
berantah. Kadang muak, kota ini sesak.
Iya, aku
merindukan kota lama. Rindu pemandangannya. Bahkan debu, jalanan berlubang,
kemacetan di titik yang selalu sama dan genangan air yang selalu meninggi di
pusat kota saat hujan menyerang dengan deras pun kurindukan.
Aku ingat
mengelap wajahku yang berpasir karena debu jalanan. Aku ingat berjalan dari
sekolah sampai rumah karena air yang menutupi aspal hingga pinggulku. Aku ingat
lampion warna warni yang dipajang disebuah cafe langganan. Aku ingat. Dan aku
rindu.
Sayang,
sebenarnya Jakarta tidak jauh beda dengan kota lama. Hanya saja, ketidakhadiran
kalian disini membuat segalanya berbeda. Kota ini ramai dan padat, tapi hampa.
Tanpamu, semakin hampa.
Tapi aku yakin, sebentar lagi aku akan pulang. Dan kurasa,
hanya butuh tiga atau empat jam dinding untuk menghitung waktu kepulanganku. :)
No comments:
Post a Comment