Satu mata pisau runcing untuk sayatkan gambar cinta tulus
pada kulit seindah pualam. Tragedi haru dengan nyanyian terengah mengisi senyap
malam. Tidak pernah secerah ini hidup yang dulu kelam.
Genggam tangan memeluk belati sembari mengasah. Berdetak
jantung dengan ritme khas resah, pula keringat menetes membuat baju basah. Ada
gebu yang seketika berpagut nafsu dalam setiap desah.
Aku terangsang oleh
rasa takutmu
Sigapku menyayat sedikit demi sedikit jiwa sebagai bukti
cinta. Melahirkan wujud kehidupan baru dengan corak yang tidak dapat disebut
perkata.
Setiap goresnya adalah awal mahakarya. Juga mozaik yang
terlukis pada kanvas bernama dia. Tumpah sudah kesempurnaan di setiap cabiknya.
Aku, yang kau sebut
sang pencipta.
Hanya pada tangan yang tepat, kau akan temukan cipta
berisi penuh hasrat. Dengan pesan tersimpan dalam raut bersurat, bentuk cinta
ini tidak ada yang lain bisa buat.