Friday, June 14, 2013

Puja

Aku jatuh cinta pada senyummu.

Lengkung indah pada wajah, yang dengan mudah gambarkan surga kepadaku. Lengkung kecil pada wajah yang yakinkanku, bahwa malaikat dapat menjelma menjadi seorang manusia utuh. Buatku tahu maksud keberadaan hati dibalik kopongnya rusuk.

Aku jatuh cinta pada sosokmu.

Sosok yang ciutkan nyali dan memaksa untukku memuja Tuhan atas hasil karya-Nya. Sosok yang hadir tanpa celahnya. Jiwa ini renggutlah untukmu.

Aku jatuh cinta pada matamu.

Semburat warna kecoklatan yang ikut terpancar saat sinar matahari bercumbu dengan retinamu, mewah. Pun tatap hangat yang dapat mencairkan dingin hati, jadikanku luluh pada setiap pandangmu.

Aku jatuh cinta pada setiap detak jantungmu.

Alunan ritme yang bernyanyi dalam tubuh seorangmu. Satu detak yang hadirkan ribu syukur, dan satu pertanyaan retoris yang kau pun tahu jawabnya.
“Karena masih ada detak yang buatmu hidup untuk menyaksikanku memujamu.”

Aku jatuh cinta pada satu persatu hembus nafasmu.

Terangsang dengan bayang cara dua atom oksigen yang kau hirup, berputar dan kembali keluar sebagai karbon dioksida. Aku ingin rasakan setiap hembusnya.
Hirup aku kedalam hidupmu. Saring benci yang ada padaku dan hembuskan aku sebagai bahagiamu.

Aku jatuh cinta pada aliran darahmu.

Aku jatuh cinta pada setiap keping hemoglobin yang berlarian dalam nadimu. Aku menyayangi setiap kepingnya, mengasihi kehidupan yang mengalir dalam tubuhmu.

Aku jatuh cinta pada utuhmu.

Pada setiap organ yang melengkapi hadirmu, aku ingin memilikinya, utuh.
Tak terkurang satupun, tak terkurang satu helaipun rambutmu, tak terkurang satu kepingpun hemoglobinmu, tak terkurang satupun detak jantungmu, tak terkurang satu hembuspun nafasmu.

Dan demi utuh yang melekat padamu, biarkan aku menjagamu. Dalam setiap bangun dan tidurmu.

Aku mencintaimu.