Tuesday, July 23, 2013

Seadanya

“Apa  yang kita bangun perlahan, mulai terbentuk sempurna. Kokoh adanya, tanpa celah, hanya kemewahan yang terdiri dari kekuranganku dan kekuranganmu. Kita bangun berdua tanpa pamrih, karena kita sudah terlebih dahulu kecewa dengan ria-nya harapan.

Masingnya kita tahu bahwa kita sudah pernah gila karena jejak yang ditinggalkan oleh sosok manusia. Jejak yang memaksa untuk kembali ditelusuri, dengan harapan sang peninggal jejak berdiri tenang di ujung langkahnya untuk menyambut kita yang tergopoh untuk meraih.

Tapi kita tidak mengejar, melainkan diam menunggu langkah lain yang menghampiri.

Dan tanpa sadar, kita berjalan semakin mendekati. Setiap langkahku menujumu, pula masing langkahmu menujuku. Setiap belok yang kulewati, mengarahkanku pada rumah baru bernamamu.

Aku bernaung pada orang asing yang membentangkan tangannya untuk menggenggamku. Kau.

Serta aku hanya bisa memayungi beranimu. Agar tidak ada hujan yang membasahi dan membuat luntur semua kuatmu. Agar kau tidak lagi dikejar masa lalu, melainkan menghampiri dan membuatnya malu karena kau sudah tidak takut.

Karena kini kau dibawah lindungan yang kuciptakan seadanya. Tidak istimewa, namun tidak biasa saja.”

Dan sekarang, duluku sudah lalu. Pernahkah kau tahu bahwa kau adalah masa depan yang kutunggu?

1 comment: