Monday, April 7, 2014

Lampion

Ia menerbangkan banyak lampion kecil, agar menghias langit, berkamuflase sebagai anak-anak bara dari langit yang mengkremasi awan.
Dan di setiap lampion yang mabuk udara, ada harapan yang ikut diterbangkan. Pula memori yang ingin dilupakan, kenangan yang kadaluarsa untuk diputar dalam teater ingatan.

“Tidak ada lagi ruang yang cukup untuk menyimpan pilu yang sudah jompo. Juga dendam yang mengontrak terlalu lama di bilik dada, sudah saatnya jatuh tempo.”

Ia menerbangkan banyak lampion kecil, agar menghias langit, berkamuflase sebagai anak-anak bara dari langit yang mengkremasi awan.
Dan di setiap lampion yang mabuk udara, ada dendam yang ikut diterbangkan. Pula hasrat yang ingin dilupakan, nafsu yang kadaluarsa untuk seseorang di luar genggaman.

“Bukankah bilik dada memang semulanya diciptakan kopong?”

Samarinda, April 7th 2014 [Surga Ikan]

No comments:

Post a Comment