Ia menerbangkan banyak lampion kecil, agar menghias
langit, berkamuflase sebagai
anak-anak bara dari langit yang mengkremasi awan.
Dan di setiap lampion yang mabuk udara, ada harapan yang
ikut diterbangkan. Pula memori yang ingin dilupakan, kenangan yang kadaluarsa
untuk diputar dalam teater ingatan.
“Tidak ada lagi ruang yang cukup untuk
menyimpan pilu yang sudah jompo. Juga dendam yang mengontrak terlalu lama di
bilik dada, sudah saatnya jatuh tempo.”
Ia menerbangkan banyak lampion kecil, agar menghias
langit, berkamuflase sebagai
anak-anak bara dari langit yang mengkremasi awan.
Dan di setiap lampion yang mabuk udara, ada dendam yang
ikut diterbangkan. Pula hasrat yang ingin dilupakan, nafsu yang kadaluarsa
untuk seseorang di luar genggaman.
“Bukankah bilik dada memang semulanya
diciptakan kopong?”
Samarinda, April 7th 2014 [Surga Ikan]
No comments:
Post a Comment