Dear Theo
Nugraha. Hari ini aku mau coba untuk tidak puitis. Tapi rasanya susah ya?
Setiap aku sudah mulai mengetik, rasanya kata-kata puitis itu berloncatan
keluar seperti lumba-lumba yang kelaparan. Dan karena mencoba untuk tidak
puitis itu susah, aku jadi setengah puitis ya. Supaya pencitraannya tetap ada. Hahaha
Oh iya, sayang. Sebentar
lagi sudah February dan Valentine sudah bisa dihitung pakai jari, yah meskipun
harus dihitung dengan jari tangan dan jari kaki sih. Kuharap aku sudah ada di
rumah, supaya aku bisa merayakan Valentine sama kamu. Tapi kalaupun tidak bisa,
setiap hari juga seperti Valentine selama kamu masih ada buat aku.
Theo, kalau aku
gak bisa kesana, kamu bisa kesini? Kita bisa jalan-jalan disini. Kita keliling
kota dan jalan-jalan berdua ngelewatin banjir. Aku gak peduli kaki aku
gatal-gatal atau kena kutu air. Selama sama kamu, aku rasa kutu air bisa sembuh
karena kekuatan cinta. Dan maaf, aku ketawa waktu aku nulis ini.
Aku bingung
harus tulis apa lagi di surat ini. Karena sekarang yang aku rasain cuma rindu
ke kamu. Dan rindu itu susah untuk digambarkan pakai kata-kata.
Selamat hari
Kamis, Theo! Nanti malam kita pacaran lewat skype lagi ya. Aku tunggu senyum
kamu di layar netbook aku. J
No comments:
Post a Comment